Bicara
tentang kasih karunia, kata kasih karunia bisa ditemui di perjanjian baru
dimulai dari berita tentang kelahiran Tuhan Yesus yang disampaikan kepada Maria
(Lukas 1:30) . Jadi, inti dari kasih karunia adalah tentang Tuhan Yesus
sendiri. Hal ini diperkuat oleh firman Tuhan dari Yoh 1: 17 (TB), “ sebab hukum
taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh
Yesus Kristus.
Galatia
1:6-7 (TB) menyatakan, “ Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada
Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu
injil lain, ...”
Dari
ayat di atas, kita bisa memperoleh suatu kebenaran bahwa ada injil oleh kasih
karunia Kristus dan injil lain. Injil lain yang dimaksud adalah Injil yang
mencampuradukkan injil kasih karunia dan hukum taurat. Sedangkan injil kasih
karunia adalah injil yang mengakui bahwa kita dibenarkan oleh Allah karena iman
kepada Kristus (roma 3 : 21-22).
Kasih
karunia mengatakan bahwa tidak ada yang perlu kita lakukan lagi untuk
memperoleh keselamatan kita. Semua sudah Tuhan lakukan bagi kita melalui
pengorbanan-Nya. Artinya untuk
memperoleh keselamatan dan hidup kekal itu, tidak perlu lagi digunakan istilah
`bayar harga, berkorban,pikul salib`, karena semua sudah Tuhan lakukan bagi
kita. Mungkin Anda masih bertanya, “bukankah kata itu dipakai di alkitab?”.
Betul. Seyogyanya kata itu jangan digunakan lagi agar kita tidak terjebak dalam
kesombongan diri yang mengatakan
bahwa saya selamat karena saya telah lakukan ini dan itu. Gunakanlah kata ini,
yaitu “memberi lebih” pada Tuhan sebagai respon
kita karena kita telah menerima kasih karunia Tuhan. Kasih karunia berpusat
kepada apa yang dilakukan Yesus Kristus, sedangkan hukum taurat berpusat pada
apa yang kita lakukan.
Dalam
kasih karunia, hukum taurat telah dihapus. Mengapa?
"Efesus
2:15 (FAYH) Dengan kematian-Nya Ia
meniadakan permusuhan yang timbul di antara kita, karena adanya hukum-hukum
Yahudi yang mengutamakan orang Yahudi dan menyisihkan orang bukan-Yahudi, sebab
Ia mati untuk menghapuskan seluruh
sistem hukum Yahudi. Kemudian kedua golongan yang bermusuhan itu dijadikan-Nya
anggota-anggota tubuh-Nya sendiri. Dengan demikian, mereka dipersatukan menjadi
satu manusia baru, dan akhirnya perdamaian pun tercapailah".
Allah
mendamaikan orang Yahudi yang diprioritaskan dan bukan Yahudi yang disisihkan
melalui kematian Yesus Kristus sehingga seluruh sistem hukum Yahudi (hukum
taurat) dihapus. Tujuannya adalah agar tercapai pendamaian antara Allah dan manusia, bukan hanya antara Allah dan
orang Yahudi saja.
Hukum
taurat berlaku saat Tuhan Yesus belum mati dan bangkit. Tetapi setelah itu
terjadi, maka hukum taurat digantikan oleh hukum kasih karunia. (Diringkas dari khotbah gereja BFA Kasongan tentang kasih karunia )